tubuhmu yang menggigil karenanya. Karena hawa menggigit itu aku bisa menghangatkamu dengan selimut usang, mendekapmu dalam pelukan panjang dan menghantarkanmu tidur dengan sedikit kecupan, di Kening.
Malam belum lagi lepas tapi hujan begitu deras.
Kilat sesekali berekelebat membentuk bayangan cabang dan daun flamboyan yang ada di halaman rumah kita.
Sengaja tak ku tutup gorden kain jendela kamar kita.
Tetes air dari loteng bagimu adalah pemandangan sempurna.
Juga tak takut dirimu pada guratan petir di tubuh langit malam.
Itulah pemandangan penghantar tidurmu malam itu.
Matamu sudah rapat sama sekali.
Bibir mungilmu terkatup menyunggingkan senyum kecil.
Hujan jinak perlahan namun dingin tetap mencekam
Kilat masih saja berkelebat berarak dengan guntur yang menggelagar.Selimut usang itu masih terpasang erat. Dekap pun tak kulepaskan.
Sungguh, aku sebenarnya tak suka hujan. Kecuali dinginnya itu yang karenanya aku bisa menghangatkanmu.
Kenapa kau begitu menggilainya?
Hampir setiap hari kau minta padaku menjadikan halaman rumah kita berhujan di waktu malam.
Dengan begitu kau bisa senantiasa melihat titik air di kaca jendela kamar. Memandang kucuran air dari loteng. Kau juga selalu merengek aku membuat kilat-kilat kecil pengganti petir yang membentuk bayangan pohon flamboyan itu di tembok kamar.
Kau tahu, aku adalah pendewa langit cerah. Matahari pujaanku. Malah jika bisa, aku berharap tak ada malam yang bagiku mencekam.
Bila hujan datang, tak ada lagi burung prenjak berceretak di pucuk flamboyan pertanda tamu akan datang. Tak mungkin kupu-kupu mengerubuti taman kecil di depan teras kita. Tak ada juga semilir angin membawa hawa kantuk.
Bagaimana sanggup aku membuat hujan yang justru membuatku bosan.
Pinta saja aku untuk membelah rembulan atau memanahi bintang.
Bahkan matahari pun bisa kugantungkan di langit-langit kamar.
Aku begitu mengasihimu tapi jangan kau minta aku membuat hujan...
Dan biarkan aku bersamamu sepanjang waktu. Mendekapmu selalu dan menjatuhkan kecupan mesra di keningmu.
Tangerang, Senin 9 November 2009(ditulis oleh Suriyanto Bari)
Ditulis Oleh : Unknown ~ Blogger Kalianda
Sobat sedang membaca artikel tentang Untukmu Penggila Hujan. Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, dan jangan lupa untuk follow dan meninggalkan komentar sobat.
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, jangan lupa tinggalkan komentar dan Follownya untuk perkembangan blog ini. No Approval No Captcha. Langsung Muncul. Happy Blogging ^_^