Kita yang selalu bersisian menatap masa depan
Harus kugenggam erat, atau kubiarkan renggang
Untuk sewaktu-waktu membiarkan tubuh lelahmu menggantung di lengan
Aku yang selalu butuh karena tubuh lemas penuh beban
Wahai kawan dalam percakapan
Tunjukan bagaimana caraku memberi kepercayaan
Sesuatu yang utuh kau berikan
lalu kau minta bayaran sepadan
Aku yang khawatir berlebihan atau itu yang terlalu rawan
Dengan rapuh jiwamu yang selama ini kau sandang
Aku hanya ingin kita berjalan perlahan, ke depan
Bercerita tentang indahnya musim
Tentang penatnya pekerjaan
Sambil menikmati hujan yang malu-malu
Atau menantang matahari yang tak pernah bosan bikin kulit kita legam
Dengan kepala tegak dan senyum mengembang
Telunjukku tak jera mengacung ke depan
Di mana ada kelokan, perempatan, dan jembatan yang bakal jadi injakan
Mataku tak kedip ke matamu
Memastikan matamu juga terus fokus ke sana
Pada sebuah utopia yang hanya milik kita
Sama sekali bukan fatamorgana
Ini tentang mimpi buruk semalam
Tentang leburnya semua kepercayaan dan terkuburnya impian
Di sana, di mimpi buruk semalam
Ini tentang kebingungan sebuah pemaknaan
antara kembang tidur dan firasat alam
Pejaten, 26 Mei 2010 (Suryanto Bari)
Ditulis Oleh : Unknown ~ Blogger Kalianda
Sobat sedang membaca artikel tentang Tentang Mimpi Semalam. Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, dan jangan lupa untuk follow dan meninggalkan komentar sobat.
keren puisinya masbro
ReplyDeletekreatif banget nulis puisi
ReplyDelete