Oleh : Anita Saragih
Israel kembali menyita perhatian dunia. Aksi-aksi kekerasan militernya yang tidak mengenal perikemanusiaan selalu saja menimbulkan protes dan kecaman dari negara-negara di dunia.
Tampaknya aksi-aksi kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina belum juga berakhir.
Setelah berhasil meluluh-lantakkan bangunan-bangunan dan perumahan Palestina akibat serangan rudal dan pesawat-pesawat tempur yang telah dilakukan tentara-tentara militernya, kini Israel kembali melancarkan aksi brutalnya dengan menyerang Kapal Mavi Marmara yang membawa para relawan kemanusiaan yang akan membantu rakyat Palestina di jalur Gaza.
Seperti diketahui sebelumnya misi Flotilla to Gaza (Kebebasan untuk Gaza) merupakan misi kemanusiaan dari berbagai relawan dunia yang bersatu menyampaikan bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina yang sedang terisolasi oleh pasukan israel. Flotilla to Gaza ini membawa rombongan kapal laut yang menuju ke Gaza untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan dengan membawa 10 ribu ton bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan untuk rakyat Palestina dan 700 relawan dari 50 negara.
Di dalam Kapal Mavi Marmara juga terdapat 12 warga negara Indonesia yang terdiri dari tiga lembaga swadaya masyarakat KISPA, MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), dan Sahabat Al-Aqsha. Dalam rombongan itu juga ada lima wartawan Indonesia dari Al-Jazeera Indonesia, TV One, Hidayatullah.com, majalah Alia, dan Sahabat Al-Aqsha.
Namun saat berada di laut Internasional menuju Gaza, salah satu kapalnya yang bernama Mavi Marmara di hadang helikopter Israel yang melarang mereka memberikan bantuan kemanusiaan lewat Gaza. Situs kantor Berita Al Jazeera melaporkan pasukan Israel meluncur menggunakan tali dari helikopter dan mulai menembaki penumpang di geladak dengan peluru tajam.
Penyerangan terjadi di perairan internasional, 65 kilometer lepas pantai Gaza. Pemerintahan Israel sendiri telah mengklaim kalau peluru yang dimuntahkan oleh tentara-tentaranya tersebut karena penumpang kapal menyerang pasukan dengan benda tajam. Namun kabar itu dibantah Free Gaza Movement, penyelenggara misi kemanusiaan, dengan mengatakan pasukan Israel lah yang langsung menembak begitu mendarat di kapal. Hingga akhirnya terjadi baku tembak yang menyebabkan 19 warga sipil tewas dan lebih dari 30 relawan kemanusiaan mengalami luka-luka dalam serangan mematikan yang dilakukan oleh angkatan laut Israel terhadap aktivis pro-Palestina di kapal pada konvoi armada menuju Gaza.
Sejumlah pengamat mengatakan jumlah korban mungkin bisa bertambah dalam operasi militer negara Yahudi yang dikecam masyarakat internasional tersebut.
Dunia Hanya Bisa Mengecam
Atas serangan Israel ke kapal kemanusiaan tersebut, berbagai protes dan kecaman dari masyarakat dunia pun kembali mengalir. Pemerintah Indonesia sendiri sangat mengecam keras tindakan Israel yang telah menyerang konvoi kapal kemanusiaan Mavi Marmara di perairan Mediterania pada Senin pagi (31/06).
Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa usai mengikuti pertemuan Tim Penilai Akhir (TPA) di Istana Negara Jakarta, tindakan tentara Israel tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional.
Lebih lanjut Menlu juga mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh Israel tersebut jelas-jelas telah melanggar hukum internasional bukan saja tindakan penyergapannya tapi bahkan juga blokade-nya, sehingga kesalahannya sudah multi dimensional.
Tidak hanya Menlu Marti Natalegawa, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar juga sangat mengecam atas serangan Israel ke kapal kemanusiaan Mavi Marmara yang membawa bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Apa yang telah dilakukan oleh Israel tersebut sekali lagi telah menunjukkan kepada dunia internasional betapa biadab dan tidak berprikemanusiaannya Israel yang telah tega membunuh warga sipil yang tidak berdosa.
Bagaimanapun dunia, melalui PBB harus segera bertindak tegas. Peringatan dan kecaman saja tidak cukup untuk menghentikan kekerasan dan kebiadaban yang dilakukan tentara-tentara Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Karena selama ini dunia telah melihat dengan mata dan kepala sendiri, bagaimana kejinya Zionis Israel yang telah memborbardir gedung-gedung dan kawasan-kawasan perumahan di Palestina. Bahkan banguan mesjid, rumah sakit dan lahan-lahan pertanian di Palestina tak luput dari serangan.
Selama ini, dunia juga telah menyaksikan, bukan hanya sekali dua kali Israel telah melakukan kejahatan perang dan melanggar hak-hak kemanusiaan dengan banyaknya korban sipil yang berjatuhan, termasuk di dalamnya anak-anak yang tidak berdosa.
Serangan Israel ke Kapal Mavi Marmara yang membawa misi kemanusiaan telah menegaskan perilaku Israel sebagai bangsa yang anti kemanusiaan dan anti perdamaian. Karena meskipun kritikan dan protes dari masyarakat internasional terhadap Israel terus saja mengalir, tapi Israel hingga kini belum juga menghentikan serangannya terhadap wilayah pendudukan Palestina. Bahkan rudal-rudal Israel malah semakin gencar membombardir jalan-jalan, infrastruktur, gedung-gedung pemerintahan, rumah sakit, kantor-kantor polisi, perumahan sipil hingga bangunan masjid dan mushala sekalipun.
Tapi lagi-lagi, dunia hanya bisa mengutuk. Dunia hanya bisa mengecam. Dan PBB cuma bisa berunding dan terus berunding. Sedang korban di Palestina tiap hari, tiap jam, bahkan tiap menit terus berjatuhan. Apakah begitu panjang jalan untuk menuju sebuah perdamaian? Apakah banyaknya korban yang berjatuhan, ratapan tangis kehilangan, penderitaan dan penyiksaan yang kini dirasakan rakyat Palestina tidak juga menyadarkan dunia bahwa begitu teraniayanya rakyat Palestina atas aksi-aksi serangan brutal yang dilakukan Israel.
Dengan serangkaian aksi aksi-aksi kejahatan kemanusiaan yang telah berulang kali dilakukan oleh militer Israel, sekali lagi telah menekankan kepada kita bahwa Israel sebenarnya ingin menyingkirkan seluruh warga sipil dan militer di Jalur Gaza. Bukankah tindakan yang telah dilakukan Israel tersebut merupakan suatu tindakan yang keji dan tidak lagi mengenal nilai-nilai kemanusiaan. Tapi hingga kini Israel masih juga tidak menghiraukan seruan perdamaian yang diajukan oleh negara-negara di dunia.
Sikap Tegas Negara-negara di Dunia
Dengan melihat sisi-sisi kemanusiaan, dengan banyaknya korban jiwa di Palestina yang terus berjatuhan dan sebagian yang selamat kini mulai terancam kelaparan karena bantuan pangan dan obat-obatan dari masyarakat dunia terus diblokir oleh tentara Israel, mengapa dunia tidak juga dapat membuka mata terhadap kebiadaban Israel sebagai Zionis yang tak pernah merasa puas atas apa yang telah diperolehnya dari Palestina?
Dan lagi-lagi dunia (termasuk PBB) tidak bisa berbuat banyak. Berbagai upaya penyeruan agar segera dilakukannya perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel pun seolah cuma "dongeng" yang terlalu indah untuk diwujudkan.
Bagaimanapun upaya-upaya perdamaian antara Israel dan Palestina akan dapat terwujud, jika AS yang selama ini berada di belakang Israel dapat menghilangkan arogansinya terhadap berbagai kepentingan politik. Salah satu sikap yang harus dilakukan untuk mewujudkan perdamaian antara Palestina dengan Israel adalah dengan menunjukkan sikap yang adil, tanpa adanya keberpihakan, terlebih bagi negara adidaya AS yang selalu menjadi menghambat bagi terciptanya perdamaian di Timur Tengah.
Dalam konteks Palestina-Israel, seluruh negara di dunia telah melihat dan menyaksikannya sendiri, bahwa Palestina sebagai negara yang telah dizalimi perlu mendapatkan perlindungan hak.
Apapun dasar yang dilontarkan Israel terhadap aksi-aksi kekerasan dan kekejamannya, seperti yang terjadi di kapal kemanusiaan Mavi Marmara hingga menimbulkan korban jiwa, tentu tidak dapat diterima dengan alasan apapun. Dan jika jalan untuk meredakan konflik antara Palestina dengan Israel hanya dilakukan dengan usulan-usulan perdamaian, tanpa adanya tindakan langsung, sepertinya jalan untuk menuju perdamaian akan sulit tercapai.
Oleh karenanya, kutukan dan kecaman saja tidak cukup untuk menghentikan konflik antara Palestina dengan Israel. Di sinilah peran negara-negara di dunia (khususnya PBB) yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian antar negara-negara di dunia kian dipertanyakan. Sepertinya seluruh negara di dunia (termasuk PBB) harus mengambil sikap tegas karena agresi militer Israel ke wilayah Palestina merupakan tindakan keji dan biadab.
Tentu kita menginginkan konflik Palestina Israel dapat diselesaikan dengan jalan yang lebih mengutamakan perdamaian, ketimbang mengobarkan peperangan dengan melakukan serangan balasan. Kini kita hanya dapat menunggu, apa yang dapat dilakukan oleh negara-negara di dunia, terlebih PBB untuk menghentikan aksi-aksi kekerasan dan kebiadaban Israel yang sudah sangat meresahkan dunia.***
Penulis adalah seorang penggiat sastra dan juga pemerhati masalah sosial, pendidikan dan politik.
Ditulis Oleh : Unknown ~ Blogger Kalianda
Sobat sedang membaca artikel tentang Aksi Kekerasan dan Kebiadaban Israel. Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, dan jangan lupa untuk follow dan meninggalkan komentar sobat.
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, jangan lupa tinggalkan komentar dan Follownya untuk perkembangan blog ini. No Approval No Captcha. Langsung Muncul. Happy Blogging ^_^